Bangun Dong,Rien…!!!


Bangun Dong,Rien…!!!
By. Afra Zahra Rifa’i

“ Rien, kamu ke kampusnya bareng siapa…?, aku nebeng…ups… “, Mara serta merta menghentikan kalimatnya. Rien masih bergelung di dalam selimut tebalnya, belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan… gadis semester enam itu hanya bisa tersenyum tipis dan berlalu dari kamar teman kosnya… Rien balik malas seperti dulu lagi nih,fikirnya… habis shubuh nerusin tidur lagi sampai beberapa menit menjelang masuk kuliah…
Sebetulnya Mara tidak tega melihat sohibnya sering ditegur dosen setiap kali terlambat masuk kelas, tapi kalau dibangunin pagi-pagi gadis itu sering ngamuk-ngamuk tak karuan… yang pusing kepala lah… yang masih lemas belum bisa bergerak lah… makanya Mara senang sekali ketika Rien terekrut di remaja masjid dekat kos-kosan beberapa bulan lalu, sohibnya yang manis itu tiba-tiba kehilangan kebiasaannya… sehabis sholat shubuh, Rien biasanya ikut kuliah shubuh di masjid dekat rumah terus melanjutkan aktivitas dengan bersih-bersih masjid bareng remaja masjid lainnya atau rapat membicarakan program syiar dan semacamnya… biasanya dia juga ikutan tilawah bersama sambil menunggu dhuha… selesai semua aktivitas baru deh mereka pulang ke rumah en siap-siap kuliah plus menjalani aktivitas lain yang tak kalah fullnya di kampus. But now… sejak kegiatan remaja masjid mulai kendor karena aktivitas masing-masing personilnya Rien serta merta kembali ke kebiasaan lamanya… Mara betul-betul prihatin melihat sahabat tersayangnya…
* $ *
Suasana musholla masih tenang seperti biasa, maklum masih relatif pagi dan baru akan mulai ramai di jam istirahat pertama… kebanyakan yang datang sekedar numpang duduk-duduk sambil makan makanan ringan, maklum…kantin selalu penuh sesak dengan mahasiswa yang tak sempat sarapan sebelum berangkat kuliah… selebihnya lagi ada juga yang sholat dhuha atau janji bertemu untuk minjam buku, nyalin catatan, ngerjain tugas dan sejenisnya…
“ Assalammu’alaikum, Afwan bisa tolong panggilin ukhti Rien…”, pinta sebuah suara dari balik hijab yang memisahkan zona ikhwan dan akhowat .
“ Wa’alaikumsalam…Ukhti Rien belum datang, mungkin langsung ke kelas…coba lagi di istirahat pertama aja…”, usul Mara.
“ Oke deh, by the way kalau Anti ada bertemu Ukhti Rien , tolong sampaikan padanya Zaky mau konfirmasi tentang jadwal Rapat Rutin Bidang Litbang Pasca Lebaran… Jazakillah ya…! “
“ Wa iyyaka, insya Allah Ana sekelas dengan Ukhti Rien, Insya Allah nanti akan Ana sampaikan pesannya…”, janjinya… Sebelum beranjak dari balik hijab gadis itu menyempatkan diri melirik ke arah jam digital di layar HPnya, Ups ternyata hampir setengah delapan. Syukurnya Amara sudah menyempatkan Dhuha tadi… namun tetap saja dia masih harus ambil langkah seribu sebelum Mr. Pasaribu mendahului gadis berkacamata minus dua itu menjejakkan kakinya di Ruang Melati, kelasnya di jam pertama,pagi ini…
* $ *
Ketika Bel istirahat pertama berbunyi keadaan musholla persis seperti dugaan Amara pagi tadi… ramai, hiruk pikuk dengan salam-salaman plus maaf-maafan, maklum masih dalam suasana idul fitri… yang belum sempat silaturahim, yang baru pulang dari lebaran di kampung… semua-semua pada berebutan saling meminta ridho atas kekhilafannya selama ini… di sudut lain ada juga yang berdesakan antri buat sholat dhuha. Yah…musholla ini memang sudah lama triak-triak minta dibesarkan…tapi belum lagi sanggup dipenuhi para pengurus musholla, karena dana yang terkumpul belum seberapa…paling-paling cuma cukup untuk memperbaiki tempat wudhu akhwat dekat ruang kestari yang memang sudah agak-agak kurang layak…tapi don’t worry be happy, dengar-dengar tahun ini panitia perbaikan musholla sudah punya seabreg rencana dan rancangan strategi buat mengumpulkan dana sebuanyak-buanyaknya demi musholla tercinta, so please dech ukh, be patient githu…
Masih di ruang kestari musholla…
“ Please dech akh, Ana ngga bisa kalo rapatnya jam enam pagi… itu masih terlalu pagi… “, terdengar suara Rien meninggi.
“ …Tapi Bidang Pembinaan & Kaderisasi bisa… mereka rutin rapat setiap jam enam pagi di hari jumat…”, balas suara di balik hijab.
“… kenapa sih kita harus ikut-ikutan anak kaderisasi… kita ya kita, kaderisasi ya biar saja…”, Rien masih meninggikan suaranya…
“… kita bukannya ikut-ikutan, Ukh… Ana hanya bercermin dari Ukhti Amara dan staf-stafnya yang kebetulan teman sekelas Ana juga… mereka berhasil menyelesaikan kendala waktu rapat dengan menentukan jadwal rapat lebih pagi dari jam masuk kuliah…lantas kenapa kita tidak mencobanya juga..? ”, desak Zaky yang mulai ikutan tak sabaran menghadapi akhowat yang hanya terpisah sehelai kain tebal berwarna hijau tua di hadapannya.
“ Memangnya siapa aja yang setuju dengan usulan antum…! “, Rien balik mengejar…
“ Semua ikhwan, termasuk Ukhti Indy dan Ukhti Farah…!!! “, tegas Zaky
“ Farah juga…!!! “, Rien terkejut, selama ini Farah si adik tingkat memang yang paling dekat dan paling setia mendukung segala pendapatnya, termasuk yang berseberangan dengan Zaky, Bosnya.
“ So, gimana… Ana hanya tinggal menunggu persetujuan dari ukhti…”, kembali Zaky melembutkan suaranya… pemuda itu yakin, bukan debat kusir solusinya dan dia memang harus sabar menghadapi saudarinya yang rada vokal plus afwan…sedikit keras kepala… Keduanya terdiam, tepatnya Rien tertunduk lemas tanpa diketahui lawan bicaranya… sekilas ia melirik ke arah Amara yang menemaninya bicara saat ini. Gadis itu hanya diam saja dari tadi, karena memang sekedar menemani agar keduanya tidak berkhalwat alias berdua-duaan…Amara menganggukkan kepalanya pada Rien…
“…Insya Allah aku bantu deh…”, bisiknya ke telinga gadis belia itu… Rien menghela nafasnya dengan berat…
“ …demi dakwah , Rien… perjuangan ini membutuhkan pengorbanan, lagi pula Rasulullah kan memang tidak suka jika sahabatnya meneruskan tidur ba’da shubuh, hingga hukumnya jadi makruh… “, bisiknya lagi menguatkan sahabat di sisinya… dan gadis yang tampak manis mengenakan kerudung ungu muda bermotif bunga-bunga itu pun kian tertunduk…
“ Iiinsyaa…Allah…deh…”, sahutnya dengan suara ogah-ogahan…
“ Alhamdulillah…”, terdengar suara Zaky dipenuhi energi kelegaan …
“ So, kita mulai Jum’at besok ya Ukh…”, pemuda itu meneruskan kalimatnya…
“ Hah… secepat itu…!!!, pekan depan dong,Akh…”, kembali suara Rien panik dan meninggi…
“ …pekan depan sudah mid test… kita dikejar waktu, please Ukh…ini demi dakwah…bukan demi Ana…!!! “, Ups… Zaky kelepasan bicara… wajahnya seketika memerah…
“ Apa-apaan sih, tentu aja demi dakwah… ngapain juga demi antum !!! “, sambar Rien dengan nada sedikit tersinggung seraya menyembunyikan kepiting rebus yang kini mejeng di wajahnya…
“ …ya sudah, mulai besok ya…!!! “, putus akhowat itu berapi-api…
Amara yang sempat terkejut mendengar percakapan yang mulai ngawur itu bertakbir dalam hati melihat sang sohib kini bersemangat kembali…
“…iya sudah… besok ya…”, balas Zaky dengan suara ngga enak hati …nah,lho… ada apa ya…? Makanya Akh kalo ngomong hati-hati… salah-salah ngomong bisa jadi penyakit hati… Amara nyengir seraya beristighfar dalam hati… please dech, jangan buat masalah baru lagi… bisik Ketua Bidang Pembinaan & Kaderisasi Musholla itu dalam hati…(18 November 2005
Dedicated to All my beloved friends in Dakhwah’s way@UNTAN… Keep Istiqomah…!!! en miss U bgt…hiks…)

1 komentar:

Ayka Bunda Azka mengatakan...

Sejak ngelola sobat, naluri menulis cerpen yang kepanjangan kudu di cut... coz kolom yang tersedia sangat2 terbatas...
jadilah cermin series... cerita mini maksudna...
nah, ini dia cermin2 di awal geliat sobat at that time...

SOBAT MAGZ.... I MISS U...
SOBAT CREW...WHERE ARE U...
hiks...hiks...hiks...

Design by Blogger Templates