Rahasia 3 Hati

RAHASIA 3 HATI
Ayka Maya R.

“ …Kamu ga bisa putuskan sendiri siapa pemateri Training Jurnalistik kita pekan depan hanya karena kamu koordinator Acaranya…”, Kirana menatap tajam manik mataku. Duh, sohibku yang satu ini memang syerem banget kalo sedang marah...
”... ga nentuin sendiri kok, sudah dikonsultasikan dengan Kak Vony dan diketahui oleh Awan dan Kak Andri, mereka ga da masalah, lagian waktunya sudah dekat... emangnya ada apa dengan nama – nama itu, Ukhti...? ”, jawabku tenang... gadis ini ga bisa balas dikerasin... bencana...
Awan masuk dengan tergesa ke ruang redaksi, di luar hujan sudah mulai terjun bebas basahi bumi. Kirana menatap pemuda itu sesaat masih dengan tatapan tajamnya.
” ...ada apa Ran...? ”, tanyanya bingung... Rana diam dan berlalu begitu saja dari hadapan kami... what’s up girl...? aku mengangkat bahu tanda ga ngerti membalas tatapan penasaran Awan ke arahku...
”... dia marah – marah terus dengan aku akhir - akhir ini, terakhir tadi malam aku diomelin di telpon karena menandatangani surat permohonan menjadi pemateri... dia bilang aku ga perhitungan memilih pemateri... aneh, padahal yang kita undang adalah yang terbaik di kota ini... aku benar – benar ga ngerti dengan sikapnya...”, pemuda itu menarik nafas panjang kemudian menyelinap duduk di balik monitor LCDnya menekuni pengeditan foto yang akan dimunculkan pada penerbitan berikutnya...
” ... ya sudah, nanti aku cari tahu deh... ada apa dengan dia...”, closingku lirih seraya kembali ke meja kerjaku, meneruskan kekhusyukan mengejar deadline seperti biasanya...
Kirana, ada apa sih sama kamu... selama ini tim kita adalah tim yang tangguh... kamu gadis brilian yang energik, menyenangkan, bersemangat... tapi mengapa jadi emosional begini,sis.. ?
***
”... tebak, aku baru dapat telpon dari siapa barusan...? ”, suara di seberang sana terdengar agak kesal...
”... dari siapa sih, Wan... ? ”, tanyaku penasaran...
” Kirana... dia marah aku ga respon SMS – SMSnya... Hhhh, padahal ceritanya kemarin kepalaku sakit, makanya tidur lebih awal.. keesokan harinya khilaf belum baca en balas SMS darinya... padahal isinya ga penting-penting banget, cuma lontaran ide – ide yang bisa kita bahas bersama di rapat manajemen sebelum Training ahad depan... dia marah besar. Aku salah memang, tapi.... ah, kalian cewek emang aneh...! ”, Awan mengakhiri telponnya... dasar Awan ga sensitif, Kirana juga... ngapain dia yang jadi over sensitif begitu...ini memang aneh...
***
Kirana membereskan barang – barang di mejanya. Gadis itu memang keras, tapi bukankah team work harusnya dapat menjawab karakter itu... aku menahan nafas sesaat, aku ga ingin ada potensi masalah dalam tim ini hanya karena masalah – masalah sepele yang ga penting...
”... kamu mau kemana Ran ? ”, tanyaku seraya menghentikan aktifitasku sesaat.
” ... entahlah... yang pasti aku ga bisa berlama – lama di tempat ini...”, jawabnya lirih...
”... kamu bagian dari kita semua, Ran... katakan apa yang mengganggu fikiran kamu... kerja tim membutuhkan saling keterbukaan...”, kutinggalkan mejaku menuju mejanya yang mulai bersih dari pernak – perniknya selama ini...
”... aku ga bisa cerita sekarang...”, hanya itu yang dia katakan...
”...kamu sudah bicarakan dengan Kak Vony & Kak Andri...? Awan sudah tahu ini...? ”, kejarku lagi...
” ... via SMS aja, aku pergi...”, selepas menjawab salamnya aku terdiam beberapa saat... ada apa sebenarnya...selang beberapa menit Musyari Rasyid terdengar dari ponselku... Kak Andri...
”... apa maksudnya dengan meninggalkan redaksi...? Dy, I trust u to solve this problem, ok…”, instruksinya…yes Sir… Hhh, ada apa dengan semua ini…
Kembali Musyari Rasyid mengalun jernih…
”...Dy, perasaanku ga enak... kamu tahu soal pengunduran diri Kirana yang tiba – tiba ?, aku merasa ini pasti ada hubungannya dengan aku... kuakui dia agak berlebihan memberi perhatian padaku... dari sekedar sms ingatin aku makan siang sampe miscal tengah malam bangunin aku qiyamulail... kalau dia gadis biasa, mungkin sudah kumainkan saja... tapi dia akhowat...Dy, jujur aku belum siap... walau hampir selesai kuliah... ” Awan panik...
”... kamu GR banget siy, wan...dia kan memang gadis yang baik... tolong jangan berfikiran yang tidak – tidak, soal dia marah – marah beberapa waktu lalu mungkin dikarenakan panik dengan skripsinya... pusing dengan jadwal mengajar honor plus kejar tayang kerjaan kita... jadi rada sensitif...tolong kamu husnudzon...”, Awan gagal menyembunyikan kegelisahan hatinya... sebetulnya dia cukup perasa, hanya saja...
Kali ini terdengar Basmallah dari Musyari Rasyid... SMS dari Kirana :
Aku sudah muhasabah, bukan karena redaksi aku pergi, kalo sekedar training dan deadline aku yakin bisa atasi. Tapi aku harus jujur mengatakan inti masalahku selama ini : aku ga mampu jaga hati dan lisanku pada Awan. Aku bingung sejak kapan aku suka dan apa yang aku suka darinya, aku benar – benar ga tahu...kalo ini jadi pengalaman aku pernah menyukai seseorang, aku terima ini sebagai pelajaran berharga...tapi kalo harus memilih antara membersihkan hati dan meraih cita – cita bersama di redaksi, afwan Dy, aku memilih hatiku... Bismillah, aku keluar dari redaksi. Aku tidak bisa bekerja cerdas kalo hatiku masih kotor. Sungguh Dyantari, ga ada hasil yang baik dari sumber yang kotor. Saat ini aku berdoa semoga Allah memberikan kebaikan dimanapun aku berada...
Pesan yang cukup panjang dan gamblang... kini aku mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi... seketika hatiku pun turut perih karenanya... Kirana, aku juga pernah menyukai Awan... sampai saat ini dan biarlah selamanya karena kita bersaudara... Aku bisa memahamimu, Saudariku... Bismillah, kutegarkan hati membalas SMSnya dengan tulus...
Tentang Awan, dia sangat menghormatimu, Ukh... dia tidak bermaksud cuek, hanya karena fisiknya yang sempat drop beberapa waktu lalu, membuat sms-sms anti terlupakan jadinya... Bersegeralah luruskan niat Ukh, dan jangan ragu untuk kembali karena anti adalah bagian dari redaksi ini.. tapi memang ada baiknya recovery hati dulu ya... biar lebih produktif maksudnya...ada sedikit resep yang Alhamdulillah cukup ampuh hingga kini... setiap kali Dy akan bertemu Awan, Dy selalu berdo’a... supaya Allah menumbuhkan keikhlasan dalam hati agar bisa memberi dan menyayangi Awan tanpa harus takut kehilangannya.Wassalam..
Pfuifh, Awan... mahasiswa berprestasi yang menyenangkan, aktif di BEM juga musholla kampus selain memperkuat redaksi selama hampir dua tahun terakhir ini . Kami sudah saling mengenal sebelumnya, karena pernah beberapa kali berhadapan pada even – even fakultas maupun universitas. Dia memang telah mengumumkan rencananya meninggalkan kota ini begitu selesai wisuda bulan depan... tapi biarlah... bukankah tak semua perpisahan menunjukkan terpisahnya hati, tak semua perjumpaan menunjukkan kecintaan, ukhuwah diukur dari kedekatan hati...maka izinkan aku mencintai kalian semua karena_Nya...Robbiy, jagalah hati – hati kami...jagalah pula rahasia kecil ini...agar kelak di suatu masa kami berjumpa, tak perlu ada luka yang harus kembali menganga...

0 komentar:

Design by Blogger Templates