Episode Ta’aruf Naomi


Episode Ta’aruf Naomi

“ …Ta’aruf Ustadz…? “, Ary terlambat menyembunyikan keterkejutannya.Ust. Ridlwan menarik nafas panjang dan melepaskannya perlahan…“ Kami hanya memfasilitasi agar proses ini tetap berjalan syar’I..”, Ustadz muda itu menyodorkan berkas proposal pra nikah bersampul cerah bergambar bunga-bunga. Wajah Ary serta merta memerah. Hya, dia memang sudah pernah sih ikut seminar pra nikah… tapi itu pun karena desakan teman-temannya dan lampu hijau dari Ust. Ridlwan Dia juga memang sudah punya penghasilan walau pas-pasan banget dari honor jadi guru les privat bahasa inggris anak-anak sekolahan. Namun sekalipun Ary yang baru semester tiga kuliah ini sudah terbina sejak SMA dan telah mendalami islam sejak masih ABG, tetap saja secara keseluruhan dia yakin betul dirinya masih belum siap untuk ini semua ditambah lagi dengan cara Ust. Ridlwan yang menyampaikan berita ini dengan sedikit berat. Pasti ada sesuatu, fikirnya…Menikah, sekarang…?, Ary menarik nafas panjang… Rabbi, semua kuserahkan pada_Mu, pasrahnya…*$*“ …lagi-lagi Kak Dyan…Kak Dyan minta tolong ini, Kak Dyan minta tolong itu… selalu ada waktu untuk Kak Dyan…selalu ada kesempatan untuk Kakak yang satu itu…Selalu… “, Naomi menarik-narik lengan Tedy Bear_nya dengan kasar…dia kesal, lebih tepatnya cemburu… dia betul-betul tidak mengira harus bersaing dengan wanita yang jelas-jelas lebih tua darinya, hya…walau gak tua-tua amat sih…“…anehnya lagi Bang Ary selalu bisa, ga pernah nolak… ga pernah bilang ‘gak bisa… huh…sebenarnya dia pernah mikirin perasaanku gak sih…”, rutuk Naomi dengan kesal yang semakin bertambah-tambah…“…kamu sendiri yang pilih, kamu sendiri yang mutusin, Kak Nadya kan ‘gak pernah merekomendasikan nama Ary Yudhistira buat kamu… kamunya aja tuh yang kecentilan…”, seloroh Mella, sohib Naomi yang sedari tadi udah rada ‘neg dengerin tuh cewek ngedumel sendiri.Well, semua berawal saat Naomi ngotot minta difasilitasi ta’aruf dengan seorang ikhwan. Alasannya dia butuh teman buat share…sebetulnya Usia dara manis itu belum masuk kategori kritis bahkan sangat belia untuk ukuran wanita zaman sekarang . Gimana nggak, orang baru semester satu pada Universitas beken di Pontianak kok…!. Hya, memang nggak ada yang tahu dengan pasti apa motiv yang membuat Naomi Naura Hasan segitu ngebetnya pengen buru-buru merit.*$*“ …afwan,ukh… ane harus keluar kota beberapa hari , jadi prosesnya terpaksa di tunda… sekali lagi maaf…“, Ary menyampaikan dengan datar maksud kedatangannya sore itu.Naomi menekuk wajahnya. Lagi-lagi keluar kota… lagi-lagi nemeni Kak Dyan… Mella yang duduk di sebelahnya jadi turut serba salah.“…ssst, kamu kan bisa mengatakan sesuatu sebelum dia pergi…”, bisik Mella.“…sebel…!!! “, hanya itu yang keluar dari mulut mungil Naomi. Kini giliran Ary yang serba salah…“ Maaf, tapi saya harus pergi… Assalammu’alaikum…”, Ary berdiri dan berlalu dari mereka. Wajah tirus itu tampak lelah, hya tentu saja… sejak sebulan terakhir ini Ary benar-benar merasa sangat tertekan. Bagaimanapun juga, dia tidak mungkin tega terang-terangan menyakiti hati seorang Naomi, walaupun sejujurnya dia benar-benar merasa terganggu atas sikap gadis itu. Ini sungguh benar-benar tarbiyah dari Allah, fikirnya dan ia harus bersabar.*$*“…Kak, aku childish banget ya…”, tanya Naomi manja pada Nadya, pembina kajiannya di suatu senja kala keduanya baru saja menyelesaikan agenda kajian rutin keislaman yang kali ini mengambil tempat di alun-alun sungai kapuas.“…yup…!!! “, jawab Nadya pendek.“ Kak, aku kaya’nya udah zhalim banget deh sama Bang Ary… dan dia juga kaya’nya udah stress banget ngadepin aku… Kak, aku salah ya…? Aku jahat ya…? Kakak kok nggak pernah negur aku sih, cuma sekali aja pas nanya kenapa aku antar proposal itu langsung dan nggak lewat Kakak… aku kan benar-benar nggak ngerti Kak…”, Naomi menunduk dalam, sesekali menarik dan menghembuskan nafasnya perlahan, dibiarkannya kaki beserta kaus kakinya basah berendam di pinggiran sungai terpanjang di Kalimantan itu.“… aku kan cuma cari alternatif aja biar nggak terjebak pacaran, Kakak sendiri yang bilang kalo pacaran itu hubungan yang nggak syar’i dan Allah bakal nggak ridho alias benci, pacaran juga bikin kotor hati, dan seterusnya dan seterusnya…”, Naomi mengatur nafasnya kembali… dia betul-betul ingin mendiskusikan perihal yang satu ini…“ …lagian setelah nonton Film Ayat – Ayat Cinta, Mom en Dad jadi setuju aku ta’aarufan, jadi tambah semangat deh…hm, walau aku sadar sih Kak…Bang Ary belum tentu mau langsung nerima aku… tapi aku nggak bisa bohong kalo aku suka banget sama dia… Kakak tahu sendiri kan kalo dia itu kiut banget… cool, bertanggung jawab en so on deh… aku jadinya ya…”, Naomi menggantung kalimatnya sambil curi-curi lirik ke arah Nadya . Ups…“ Kak… Kak Nadya… Kak…, Kakak kenapa Kak…”, Naomi terkejut, Nadya tiba-tiba menelungkupkan wajahnya dan menangis tersedu-sedu… bahunya terguncang dan tak dapat dielakan Naomi pun spontan turut menangis juga dalam paniknya.“… Naomi, maafin Kakak, Ya… Kakak seharusnya lebih merhatiin kamu, lebih meluangkan waktu untuk diskusi dan menyampaikan banyak hal buat kamu en temen-temen kamu yang laen…”, Nadya merangkul Naomi hangat.“ Aku juga pengen minta maaf Kak, kalo aku suka bandel, manja dan kadang malas banget datang kajian… hasilnya ya dapat ilmu juga setengah-setengah dan gak tuntas, ditambah akunya yang suka sok tahu en sradak-sruduk, akibatnya bukan aku aja yang jadi susah, tapi semua jadi ikutan berabe …”, Naomi berusaha panjang lebar mengutarakan penyesalannya .“ Oke, sekarang kita sama-sama janji untuk jadi lebih baik ya…! “, ajak Nadya yang disambut dengan anggukan cepat Naomi.“…hm, dulu aku tuh mikir kalo ta’aruf udah pasti asyik banget… pasti romantis gitu… dan pasti langsung jadi karena orang yang ta’aruf itu udah pasti serius… nggak seperti orang pacaran yang nggak jelas kemana arahnya sekedar for fun aja… “, Naomi menarik nafas lagi, ada yang masih ingin dia sampaikan…“ Kak, tolongin aku minta maaf ke Ary ya… ya Kak,ya… “, pintanya manja… … Sebaris senyum mengembang di bibir Nadya mengikuti anggukan mantap tanda jawaban. Cakrawala menggurat merah di kaki langit seraya gelap turun perlahan menghampiri khatulistiwa. Keduanya berangkulan dan semakin mengeratkan rangkulan. Naomi… Naomi… Ta’aruf… Ta’aruf… (by. Afra Z. Rifa’i)

0 komentar:

Design by Blogger Templates